Arti Sesungguhnya Guru Tanpa Tanda Jasa

Pak Rudi saat jadi tukang Parkir


Saat di depan kelas
Beberapa jam yang lalu saya nonton program “Apa dan Siapa” di chanel TV One. Salah satu bintang tamu yang di datangkan yaitu seorang guru yang sangat luar biasa. Sebelumya kisah ini juga pernah ditayangkan di Kick Andy. Dan kisah beliau akan aku tulis di blog saya ini. Simak kisahnya berikut…..
Disebuah puncak tepatnya di desa Cibalao, Cikoneng, Rawa Gede, Cisarua Bogor tertoreh kisah seorang guru sekaligus kepala sekolah di SD Cikoneng. Pak Rudi Manggala Saputra namanya, seorang lelaki laur biasa dengan keadaan kaki kiri pincang karena kecelakaan. Dengan segala keterbatasan beliau tidak menyurutkan semangat untuk mencerdaskan anak-anak para tukang pemetik teh di daerah tersebut yang kebanyakan tidak mengenyam bangku sekolah. Padahal jarak antara puncak dan pusat pemerintahan tidaklah begitu jauh, sangat disayangkan tidak ada sekolah didaerah tersebut. Dengan tekad yang kuat pak Rudi MS berkeinginan mendidik anak-anak di daerah itu. Dimulai dengan mengumpulkan anak-anak pak Rudi MS membuka sekolah di salah satu rumah mukim saat itu. Saat itu jumlah murid yang ikut pendidikan perdana oleh pak Rudi sekitar 30  anak, yang kemudian semakin hari semakin bertambah dan tempat yang ditempati untuk belajar pun makin sesak. Sempat mereka belajar di tempat penimbangan teh, mereka menggelar tikar ataupun plastic untuk dijadikan alas belajar mereka. Sebelum pak Rudi memulai bahan ajar yang pertama , beliau pergi ke Jakarta menemui teman-temannya untuk membantu mengumpulkan buku-buku dan baju bekas untuk anak-anak sekolahnya. Setelah terkumpul dibawalah buku-buku itu ke puncak dan diberikan kepada murid-muridnya secara gratis. Tidak hanya itu, untuk memenuhi kebutuhan sekolah dan kebutuhan hidupnya Pak Rudi mencarinya sendiri. Yaa..segala keperluan sekolah pak Rudi-lah yang menanggungnya, untuk memenuhinya beliau bekerja sebagai tukang parkir loh!!hebat bukan? Adakah kita memiliki kecintaan dan ketulusan terhadap dunia pendidikan seperti pak Rudi? Keterbatasannya tidak menjadikan dirinya lemah, justru dengan keterbatasan itu beliau menjadikan dirinya semakin bermanfaat. Dengan tulus beliau mendidik murid-muridnya hingga saat ini beliau masih mengajar sekaligus kepala sekolah di SD Cikoneng. Semangat Pak Rudi patutlah untuk kita contoh, semangat, tekad dan ketulusan diajarkan oleh beliau. Tak pernah ia mengharapkan gaji, yang ia inginkan hanyalah mencerdaskan anak-anak bangsa dan ia pun tak malu menjadi tukang parkir. Betapa mulianya beliau, sesosok guru tanpa tanda jasa tidak hanya di alunan nada bibir yang mengucap namun ada di setiap alunan nada kehidupan beliau. Dari beliau kita belajar, peduli dengan dunia pendidikan tanpa harus di gaji oleh Negara. Pernah ada janji di mulut pejabat setempat untuk mengangkat beliau menjadi guru tetap, namun kini mungkin telah dilupakan oleh mereka yg mengucap janji. Namun pak Rudi tetap mensyukuri apa yang telah Allah berikan pada-Nya.
Nah sahabatku, dari kisah pak Rudi inilah kita belajar banyak hal, mulai dari ketulusan dari hati emasnya itu. Sebagai generasi muda,  kita harus bisa lebih bermanfaat bagi siapa saja. Apa lagi untuk para calon guru niih, yuuk belajar dari pak Rudi jadi guru yang sesungguhnya, meskipun di Indonesia kesejahteraan guru itu belum ada, namun insya’allah kesejahteraan itu akan didapat kelak di akherat, ingatlah salah satu yang disabdakan oleh Nabi kita bahwa terputusnya amalan orang yang meninggal ada tiga, nah salah satunya ya ilmu yang bermanfaat. *_^

0 Response to "Arti Sesungguhnya Guru Tanpa Tanda Jasa"

Posting Komentar