Ketika Nikah Muda Jadi Masalah [?]


sedikit tergelitik dengan catatan sahabatku yang satu ini, silahkan dibaca sahabat!!!
BismillahirrahmanirrahimAssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sebenernya udah dari siang rasanya gatel banget pingin cepet-cepet nulis. Berhubungan waktu ikut taklim minggu pagi di masjid raya kemarin yang menyinggung soal topik yang selalu ramai sepanjang masa. NIKAH !
 Well, dari jaman dahulu kala ketika aku masih pitik banget, sedikit nyinggung soal nikah kayaknya adaaa aja pihak-pihak yang 'terganggu'. Mungkin dengan kata-kata:

 "Hellooo.. Adik kecil kamu tuh ngomong apa sih, kok udah ngomongin masalah nikah aja..", biasa ditelen bulat-bulat.
 Dulu itu, kadang aku ngerasa malu dan mangkel kalo dibilangin kayak gitu. Dalem hati gondok dan ngegerutu pengin bales tuh omongan orang dewasa gini: "Helloooo kakak besar, emang situ kire situ aje yang berhak ngomongin masalah nikah, hah..?",

dan ujung-ujungnya sahut-sahutan komentar pedes yang terselubung, tetep aja yang muda yang kalah, berakhir dengan penghapusan tulisan dari dunia maya. Daripada nyari ribut. Udah malu, kalah pula. Beuh. Jadi rindu masa muda, masa yang berapi-api [berasa sekarang udah tua aje] :D
 Sebenernya, salah satu faktor yang membuat aku udah berfikir tentang pernikahan di usia yang terbilang masih muda adalah karena lingkunganku kala SMA itu islami sekali. Nggak ada kata pacaran. Adanya kata nikah. Ada sih kata pacaran, tapi setelah nikah. Dan guru-guru kami yang kebanyakkan masih muda dan jiwanya masih 'membara' -halah- menularkan slogan 'NIKAH YESS PACARAN NO' dengan sangat gencar. Walhasil, jadi lah aku, terbiasa dengan kata pernikahan dari usia belasan. Nikah muda pun menjadi cita-cita. Tapi, berhubung masyarakat masih saja 'tidak merestui' aku berbicara masalah nikah kala itu, lantas ku pendam saja dulu jauh-jauh 'kata sakti' itu dari peradaban. Biar tidak bikin panas keadaan.
 Selang beberapa tahun kemudian, hari ini, kala usiaku sudah terbilang 'cukup' untuk mengenal ce i en te a, ku kira tanggapan masyarakat kalo-kalo 'hawa-pingin-ngomongin-nikah' muncul akan berubah. Ku kira akan ada lah satu dua selentingan positif yang mendukungku untuk merealisasikan hal tersebut.
 Tapi....,Ternyata tidak...Hikz hikz..
 Masih ada beberapa pihak yang tidak merestui aku, anak yang waktu itu masih berusia 19 tahun dan baru kuliah tingkat 4, untuk menikah segera. Alasannya?
 1) Aku harus fokus belajar dulu.  
Surely, aku sangat amat paham sekali akan hal itu. Statusku saat itu masih sebagai mahasiswa, lalu masa depan perkuliahanku juga belum jelas oleh sebab itu aku dituntut untuk fokus belajar. Yakin seyakin-yakinnya, aku lebih tau hal itu ketimbang mereka yang menonton. Dan keinginan untuk nikah muda sama sekali tidak menyita fikiran dan waktu.
 2) 'Giliran'-ku masih jauh.
Memang benar, tapi perkara jodoh ndak ada yang tahu, kan? Bisa saja aku nikah ketika usia masih muda, tapi bisa juga aku nikah ketika usia sudah senja, atau malah tidak menikah sama sekali di dunia. Qodarullah. Dan tidak ada yang pernah tahu satu pun akannya. Bukan berarti aku gembar-gembor bab.nikah muda itu untuk mendahului takdir, karena manusia hanya bisa berencana dan Allah ta'ala lah yang menentukkan hasil akhirnya.
 Adapun yang menyebabkan kenapa aku ingin nikah muda, tak lain hanya karena aku TAKUT. Iya, takut. Segitu simpelnya alasanku.
 Selama 21 tahun perjalanan, alhamdulillah, sampai detik ini belum pernah ada kata pacaran. Paling anti ama kata-kata 'Kita pacaran, lu minta gue beri'. Na'udzhubillahi min dzalik. Udah cukup sering aku dibilang nggak laku sampe' muna dan 'sok suci'. Memang, nggak bisa dipungkiri, jaman SMA, di mana pemahaman agama juga masih seiprit, keinginan untuk pacaran ada. Alasannya simpel sih, standar anak SMA, biar bisa pamer ama temen 'ni gue punya pacar juga kayak lu pade', trus ada yang SMS-in, de el el. Tapi, alhamdulillah.. rupanya diberi fisik yang biasa-biasa gini ( padahal kata ibuku icha itu cantik, swear...xixixi ) saja merupakan jalan keselamatan dari kemaksiatan. Aku mengenal agama dengan makin baik akhirnya keinginan untuk pacaran itu pun sirna.
 Masuk jenjang Kuliah pertama, masih aman-aman aja, walaupun 'serigala kelaparan' mengintai dari tempat persembunyian. Masuk di beberapa organisasi di kampus juga makin membuatku khawatir, takut-takut keseret pergaulan, dan makin mundur tanpa kemajuan. Tapi tidak, ingin tetap bertahan apapun yang terjadi, memang tidak mudah, godaan banyak sekali, banyak badai lewat menawarkan diri untukku ikut ke dalam arusnya, tanpa kasih sayangNYA, mungkin entah sudah bagaimana aku ini.
 Dan untuk mengerem lajunya syahwat dan godaan pacaran di sekelilingku, aku pun masuk organisasi Rohis di kampus. Di organisasi ini iman dan akidahku digembleng bener-bener. Segala yang berbau maksiat dibabat abis di setiap kajian. Apalagi kalau sudah membahas hubungan lawan jenis, tanpa kenal ampun sang ketua rohis semangat sekali berkibar: Gadhul bashar, jaga hati, jaga pandangan, dan jauhi zina dan segala sebab2 yg mendekati zina. Alhasil..keinginan untuk berpacaran sudah tenggelam bak ditelan bumi. Yang ada adlah keinginan mencari ridho Allah semata..yaitu menikah.
 Dan karena aku takut. Takut suatu hari aku terseret gelombang badai itu. Cara terbaik menurutku adalah naik ke sebuah perahu yang bernahkoda.
 Mirisnya, banyak yang menafsirkan bahwa keinginan nikah mudaku itu terkait dengan syahwat. Padahal tidak selalu begitu. Tak jarang aku pun kena semprot dan nasihat plus disuruh puasa segala macem. MasyaALLAH. Memang benar apa yang mereka suruh itu, tapi gimana coba perasaannya kalau keinginan baik malah disalah-artikan?
 Dan alhamdulillah, berkat hidayah dari Allah dan dukungan sahabat2ku di rohis..keinginan untuk menikah mudapun bisa kuraih saat ini. Hehehe..ada yg pengin gak neh nikah muda..? nikah itu enak lho, berpahala, hati tenang, tujuan hidup menjadi jelas. Kebahagiaan makin semarak, karena dinikmati berdua. Kesedihan terasa lebih ringan, karena ditanggung bersama. Nah, pengin kan..kaann..kaaannn? ^.^
 Pokoknya pada intinya, apa ya.. Kita saling menghargai aja di sini. Kritik dan saran tetep ku tampung dan ku terima dengan baik kok selama disampaikan dengan cara yang baik dan ndak bikin 'malu' plus 'gondok' di depan orang banyak. Toh, ndak semua harus pro dengan tulisan dan keinginanku, tentu ada yang kontra juga, dan aku bisa terima dan pahami itu.
 Aku mohon maaf juga kepada mereka-mereka yang merasa nggak suka dengan kata-kata di RDM serta blog yang ku buat. Kekhilafan datang dari diri saya pribadi.
 Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : Maukah kalian aku beritahukan sesuatu (yang jika kalian laksanakan) kalian dapat memiliki semua itu ?, sahabat berkata : Mau ya Rasulullah. Maka Rasulullah memegang lisannya lalu bersabda: Jagalah ini (dari perkataan kotor/buruk). Sahabat berkata: Ya Nabi Allah, apakah kita akan dihukum juga atas apa yang kita bicarakan ?, beliau bersabda: adakah yang menyebabkan seseorang terjungkel wajahnya di neraka –atau sabda beliau : diatas hidungnya- selain buah dari yang diucapkan oleh lisan-lisan mereka .
--Riwayat Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shahih--
 “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, kerana sesungguhnya sebahagian tindakan berprasangka itu adalah dosa. Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” [Al-Hujurat : 12]
 إن رجلا سأل رسول الله صلى الله عليه وسلم: أي المسلمين خير؟ قال: “من سلم المسلمون من لسانه ويده”.
Ada seorang lelaki yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah orang muslim yang paling baik ?’Beliau menjawab, “Seseorang yang orang-orang muslim yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya”.
 Akhirnya, terima kasih ya sudah mendengar unek-unek saya. Semoga tidak ada lagi persepsi buruk setelah ini. Mohon maaf kalau ada yang tersakiti.
  Barakallahufikum..jabat erat dan salam hangat
Wassalamualaikum

0 Response to "Ketika Nikah Muda Jadi Masalah [?]"

Posting Komentar